KEPRIONLINE.CO.ID,NASIONAL- Kerusuhan di Kabupaten Boven Digoel, Papua, pascaKPU memutuskan mencoret pasangan calon nomor 4, Yusak Yaluwo-Yakob Weremba berbuntut panjang. Penundaan penyelenggaraan Pilkada Boven Digoel kini menjadi bayang-bayang.
Sengketa Pilkada Boven Digoel hingga kini masih berproses di Bawaslu setempat. Ketua KPU RI Arief Budiman tak menampik adanya sengketa tersebut.
“Terkait Boven Digoel memang ada permasalahan terkait pencalonan, hari ini proses pencalonan sedang disengketakan di Bawaslu Boven Digoel,” kata Arief di kantornya, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (3/12/2020).
Pencoblosan Pilkada 2020, termasuk Pilkada Boven Digoel tinggal menghitung hari. Dan bilamana pada hari pencoblosan sengketa belum usai, penundaan Pilkada Boven Digoel bukan tidak mungkin akan terjadi.
“Tapi, kalau sengketa ini diperkirakan nggak bisa selesai sampai 9 Desember, maka nggak punya pilihan lain, KPU kemungkinan akan mempertimbangkan melakukan penundaan khusus di Kabupaten Boven Digoel saja. Jadi kita masih melihat perkembangan penanganan proses sengketannya,” sebut Arief.
KPU sendiri sudah mencetak surat suara Pilkada Boven Digoel yang berjumlah 3 pasangan, pasangan Yusak-Yakob tak tertera dalam surat suara tersebut. Namun, surat suara tersebut masih ditahan.
“Untuk logistik, itu sebetulnya logistik yang tidak memuat nama paslon sudah selesai diproduksi dan dikirimkan ke Kabupaten Boven Digoel. Tapi memang untuk logistik yang memuat pasangan calon sedang di-pending. Jadi bukan nggak siap,” terang Arief.
“Kalau produksi surat suara, misalnya itu kemampuan pabrik sejam aja sudah selesai proses produksinya, jadi sangat cepat. Tetapi kami minta lakukan penundaan karena sedang ada sengketa. Mudah-mudahan sengketa ini bisa selesai cepat,” lanjutnya.
Situasi dan kondisi Boven Digoel, papua, sempat memanas seminggu menjelang pilkada digelar. Suasana Boven Digoel menjadi mencekam lantaran keputusan KPU atas pencoretan pasangan nomor 4, Yusak-Yakob.
Para pendukung Yusak-Yakob berang. Aksi anarkis pendukung Yusak-Yakob pun tidak terelakkan. Wartawan dan polisi dianiaya, sedangkan kantor bupati dirusak. Bahkan rumah salah satu calon bupati (cabup) Boven Digoel turut jadi sasaran, yakni dibakar.
Mereka melakukan penyerangan. Akibatnya, seorang anggota Brimob terluka akibat terkena panah.
“(Massa) melakukan penyerangan terhadap anggota yang sedang melakukan pengamanan di Kantor KPUD Boven Digoel, serta dari penyerangan tersebut salah satu anggota Brimob terkena panah di bagian punggung kiri,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal dalam keterangannya, Selasa (1/12/2020).
Sebelum menyerang KPUD Boven Digoel, massa juga melakukan serangkaian tindakan perusakan. Kapolres Boven Digoel dan Dandim 1711 BVD sempat bernegosiasi dengan massa yang akan berkonvoi sekitar pukul 10.30 WIT. Namun pendukung Yusak-Yakob tak mengindahkan dan tetap berkonvoi.
“Pukul 12.30 WIT massa melakukan konvoi menuju ke arah kota dan massa pun melakukan penganiayaan terhadap salah satu wartawan dan anggota Polres Boven Digoel. Setelah melakukan penganiayaan massa kemudian melakukan pawai menuju km 02 Tanah Merah dan melakukan perusakan terhadap kantor Bupati Boven Digoel,” ungkap Kombes Ahmad.
Aksi pendukung Yusak-Yakob tak berhenti. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke kediaman cabup Boven Digoel nomor urut 2, Chaerul Anwar.
Apesnya, rumah Chaerul tidak jauh dari posko pemenangan Yusak-Yakob, hanya berjarak 1 kilometer. Sesampai di lokasi, massa lalu merusak dan membakar rumah Wagub Boven Digoel nonaktif itu.
“Anggota yang melakukan pengawalan mencoba untuk mencegah aksi tersebut, namun massa tetap nekat membakar rumah milik paslon nomor 2,” sebut Ahmad.
Pihak kepolisian kemudian memutuskan untuk mengerahkan personel tambahan untuk mengamankan Kabupaten Digoel. Pasukan dari luar Boven Digoel pun dikerahkan. (Sumber Detiknews)