KEPRIONLIINE.CO.ID,NASIONAL- Fakta mengejutkan yang terungkap pada kasus rebutan lahan berujung pembunuhan yang terjadi di Jalan Pakang RT 1, Kelurahan Handil Bakti, Kecamatan Palaran, tepatnya di kawasan persawahan tak jauh dari Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) pada 10 April 2021 lalu.
AN, pelaku pembunuhan terhadap Burhanuddin dalam peristiwa yang menghebohkan itu, ternyata sempat meminum darah korban setelah menimpas dan menggorok leher pria 52 tahun tersebut.
Hal ini terungkap dalam rekonstruksi atau reka adegan yang berlangsung Selasa (4/5/2021) siang tadi di halaman belakang Mako Polresta Samarinda, Jalan Slamet Riyadi Sungai Kunjang, Samarinda. Reka adegan selain menghadirkan AN sebagai pelaku utama juga pihak kejaksaan, kuasa hukum AN serta penyidik.
AN, pria berusia sama dengan Burhanuddin, diketahui meminum darah segar korbannya dari hasil reka adegan ke-35 dan 36 dalam rekonstruksi tersebut.
Lewat ujung parang yang digunakannya untuk menghabisi nyawa Burhanuddin, AN meneteskan darah segar ke mulutnya untuk diminum.
Rekonstruksi berlangsung dalam 41 adegan dan dilaksanakan di lokasi berbeda untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Andhika Darma Sena ditemui korankaltim.com di ruang kerjanya usai rekonstruksi menjelaskan awalnya hanya ada 39 reka adegan tapi ada penambahan menjadi 41 adegan.
“Rekonstruksi ini untuk menggambarkan peran dari tersangka merencanakan pembunuhan ini,” kata Andhika. “Dari rekonstruksi ini juga diketahui ada unsur perencanaan, makanya selain pasal 338, kami juga kenakan pasal 340,” sambungnya.
Seperti diketahui, bentrok yang terjadi pada hari Sabtu pagi itu melibatkan dua kelompok dimana warga dari kelompok Tani Empang Jaya menyerang warga di Kelurahan Handil Bhakti, Kecamatan Palaran, Samarinda, dan menewaskan Burhanuddin yang juga pemilik lahan di kawasan Sungai Simpang Arang, Jalan Handil Bhakti Samarinda, dengan kondisi leher nyaris putus serta luka tembak di dahi sementara enam orang lainnya mengalami luka tembak dari senjata penabur, dengan peluru gotri.
Bentrok dipicu permasalahan tanah yang saling diklaim oleh kedua kelompok dan saat ini tanah tersebut masih berstatus tidak jelas milik siapa. (Sumber Metro Onlinenet)