KEPRIONLINE.CO.ID,FEATURE – Dimata publik petugas medis adalah pahlawan pandemi karena mereka tidak kenal lelah saat bertugas merawat, menjaga pasien yang dinyatakan positif covid 19, Petugas medis kadang tidak tersadar dengan diri sendiri dan keluarga atas serangan virus covid 19 bisa menyerang petugas medis hanya demi kesehatan masyarakat yang terjangkit covid 19.
” Ini adalah tugas kami, ini adalah tanggung jawab kami,selaku petugas medis harus siap menanggung resiko ini walaupun sangat membahayakan kami dan keluarga,kata Vivi Padang petugas medis Rumah Sakit Bakti Timah ( RSBT Karimun ) kepada media Keprionline.co.id saat wawancara via whatsApp,Jumat ( 27/11/2020 ) .
Sambil menarik nafas panjang Vivi Padang sang Pahlawan Pandemi kembali menceritakan kisahnya semasa dalam proses karantina dan Isolasi di RSBT Karimun mengakui waktu itu hatinya berat melakukan karantina karena harus berpisah sementara dari keluarga,tetapi untuk kesembuhan harus saya lakukan,” kata Vivi Padang.
” Jelang pagi saat terbangun dari tidur,tatapan mata saya hampa melihat taman-taman RSBT dari kaca jendela ruang Isolasi,sekali-kali terdengar kicauan burung – burung menyambut sang mentari pagi menyinari bumi,Keindahan alam dan merdunya suara burung tidak saya rasakan nikmatnya karena tubuh saya terasa sakit akibat serangan virus covid 19 ditubuh saya dan terkadang saya meneteskan air mata melihat jarum dan tali infus yang menempel ditangan saya,Tuhan Yesus kapan ini akan berlalu ? ” kata saya dalam hati.
“Awalnya,sebelum saya masuk karantina karena hasil tes rapid saya reaktif saya ada kontak dengan pasien covid 19,selang beberapa hari saya mulai deman,batuk,sesak,dan lama kelamaan penciuman saya mulai hilang dan panas makin tinggi akhirnya saya putuskan lakukan rapid tes hasilnya reaktif setelah itu lakukan swab hasil nya positif covid 19.
“Saat saya tahu hasil swab saya positif,saya bingung dan memikirkan keluarga khususnya anak-anak saya,karena takut mereka bisa terjangkit virus covid 19 dari saya,dan apa yang saya takutkan terjadi setelah keluarga saya swab,satu anak saya dinyatakan positif dan hatiku luluh lantak, pingin teriak tetapi saya tidak kuasa ditambah lagi tubuh yang saya semakin sakit dan tidak bisa tertidur selama 3 minggu sekalipun saya sudah mengkomsumsi obat tidur tetapi hanya satu jam rekasinya,akhirnya saya pasrah dan serahkan semuanya pada Yesus Kristus untuk menjaga keluarga yang terpisah akibat Covid 19,” kata Vivi padang.
” Saat itu sebenarnya saya tidak kuat menghadapi semua ini,tetapi karena ada motivasi,penghiburan dan doa dari orang tua,keluarga,teman satu pekerjaan dan semua kalangan masyarakat. akhirnya saya jadi kuat dan yakin tidak ada penyakit yang tidak sembuh jika kita serahkan kepada Yesus kristus dan saya yakin Tuhan akan memberkati petugas medis yang menangani saya dan anak saya dan puji Tuhan hasil swab saya dinyatakan negatif pada tanggal 30 oktober 2020 dan saya menjalani perawatan isolasi dirumah dan saat ini sudah bisa beraktifitas seperti dulu.
“Ada beberapa pesan yang ingin saya sampaikan kepada masyarakat jangan sepelekan Covid 19 karena virus ini benar-benar ada ,patuhi protololer kesehatan dan lakukan 3M ( Mencuci tangan ,memakai masker dan menjaga jarak ) supaya tidak terjangkit dari virus covid 19 ini,jaga Imun kita sendiri, komsumsi vitamin,makanan bergizi dan banyak minum air putih.
” selain itu perlu kita ketahui COVID-19 adalah musibah bukan aib. Maka bila terpapar Corona, tidak perlu disembunyikan, sebaliknya justeru harus segera ke rumah sakit untuk mencari pertolongan agar bisa terselamatkan,kata kata Vivi Padang.( KEPRIONLINE.CO.ID FEATURES / JANTUA DOLOK SARIBU ) .