KEPRIONLINE.CO,ID, INTERNASIONAL, SOSOK – Keberadaan Presiden Belarus Alexander Lukashenko menjadi salah satu alasan kenapa atlet lari Krystsina Tsimanouskaya (Kristina Timanovskaya) ogah pulang usai diusir paksa dari Olimpiade Tokyo. Ia khawatir dipersekusi oleh pria berkumis tersebut karena sudah memprotes keputusan timnas soal menempatkannya di nomor perlombaan lari 4×400 Meter Relay.
Alexander Lukashenko bukan figur sembarangan di Belarus. Ia ditakuti dan sudah memimpin negara di timur benua Eropa tersebut lebih dari dua dekade. Beberapa menyebutnya sebagai diktator terakhir di Eropa karena berhasil menyingkirkan siapa pun yang menentangnya. Jika tidak percaya, tanyakan kepada jurnalis Roman Protasevich yang pesawatnya “dibajak” oleh Militer Belarus Mei lalu gara-gara kerap mengkritik Lukashenko.
Berikut beberapa fakta soal Alexander Lukashenko untuk mengetahui lebih jauh kenapa ia figur yang penuh kontroversi dan ditakuti:
1. Memimpin Selama 27 Tahun
Alexander Lukashenko, yang berusia 66 tahun, sudah menjadi Presiden Belarus sejak tahun 1994. Selama memimpin, administrasinya diramaikan oleh hal-hal yang kontroversial mulai dari pelanggaran HAM, konsolidasi kekuatan, hingga kejanggalan-kejanggalan pemilihan umum. Salah satunya terjadi tahun lalu di mana ia kembali memenangi pemilu, namun tidak diyakini oleh mayoritas masyarakatnya sendiri.
2. Menolak Pembubaran Uni Soviet
Sebelum menjadi presiden, Alexander Lukashenko adalah pejabat di militer Soviet dan pengurus organisasi pemuda komunis di Belarus. Saat itu, Belarus masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Perannya di sana mengantarkan ia ke Parlemen Republik Sosialias Belarus Soviet pada 1990 dan ia diingat sebagai satu-satunya politisi yang menolak pembubaran Uni Soviet.
3. Dekat dengan Rusia
Selama memimpin Belarus, Alexander Lukashenko dikenal dekat dengan Rusia. Hal itu membantunya untuk mendapatkan berbagai bantuan militer demi mempertahankan kekuasaannya. Sebagai contoh, ketika pemerintahannya diprotes rakyat akibat dugaan kecurangan di Pemilu 2020, Rusia meminjamkannya pasukan militer demi menertibkan para pengunjuk rasa.
4. Menangkap dan Mengusir Para Oposisinya
Kekuasaan Alexander Lukashenko tidak terbendung sejauh ini. Siapa pun yang menentangnya akan ditangkap, dipersekusi, atau bahkan diusir dari Belarus. Sebagai contoh, pada Pilpres Belarus 2020, ia memperkarakan calon-calon kompetitornya demi mempertahankan kekuasannya selama tiga dekade.
Ia mengizinkan satu calon, Svetlana Tikhanovskaya, untuk maju yang ternyata mampu menjadi penantang serius. Ketika Pilpres Belarus usai, Lukashenko mengkalim menang 80 persen yang tidak dipercaya oleh warganya sendiri. Negara-negara Barat pun menuding Lukashenko main curang. Tak ingin kalah, ia memburu Tikhanovskaya yang belakangan kabur.
Mei lalu, Lukashenko kembali menjadi sorotan karena membajak pesawat Ryanair yang membawa jurnalis oposisi, Roman Protasevich. Pesawat Ryanair tujuan Lithuania itu ia cegat dengan mengirimkan jet tempur MIG-29 dan kemudian dipaksa turun dengan alasan ada bom di dalamnya. Protasevich langsung ditangkap begitu pesawat mendarat.
5. Bermasalah dengan Komite Olimpiade Internasional
Rekam jejak Lukashenko yang penuh akan persekusi terhadap para penentangnya, termasuk atlet, membuatnya dilarang datang ke Olimpiade Tokyo. Hal itu ditegaskan oleh Komite Olimpiade Internasional (KOI). Ironisnya, anak tertua Lukashenko, Aleksandr, adalah ketua Komite Olimpiade Nasional Belarus.
Berbagai atlet Belarus sudah melapor ke KOI soal perlakuan yang mereka terima dari Lukashenko dan hal itu ditanggapi serius. Atlet Lari Kristina Timanovskaya hanyalah salah satunya. KOI tetap mengizinkan Belarus turut serta di Olimpiade Tokyo lebih sebagai penghormatan terhadap kerja keras para atletnya, namun tidak akan mau menerima Lukashenko dan keluarga.
(Sumber: tempo.co)