Keprionline.co.id, Nasional – Video Zulhas mengenakan kemeja bergaris dan membagikan lembaran uang pecahan Rp 50 ribu ke nelayan dan warga.
Sekjen PAN Eddy Soeparno mengklaim video Zulhas itu bukan money politic melainkan peduli masyarakat miskin.
“Apa yang dilakukan Pak Zulkifli Hasan dari pengamatan saya, dari lihat videonya itu adalah sebuah perbuatan kepedulian terhadap masyarakat, terutama masyarakat ekonomi lemah bukan dalam konteks money politics. Tuduhan itu jelas salah sasaran,” kata Eddy dalam keterangannya.
Pimpinan Komisi VII DPR RI ini menegaskan tidak ada motif bagi Zulkifli Hasan untuk membagikan uang karena beliau bukan calon kepala daerah, bukan calon anggota legislatif yang ingin dipilih dengan bagi-bagikan uang.
“Jadi menurut saya tuduhan bahwa ini adalah sebuah langkah atau aksi sebar-sebar amplop dalam rangka serangan fajar itu atau money politics itu tidak relevan dalam konteks ini dan bahkan terkesan ingin dikait-kaitkan. Padahal jauh dan tidak tepat,” lanjutnya.
Eddy melanjutkan, apa yang dilakukan Zulkifli Hasan tersebut adalah kepedulian beliau sebagai seorang tokoh bangsa yang ingin ikut membantu masyarakat.
“Lihat videonya secara jernih dan tanpa prasangka. Sama sekali tidak adapun di sana saya lihat umbul-umbul, kemudian atribut partai atau apa yang ingin menunjukkan bahwa ini adalah acara partai yang mana partai kemudian membagi-bagikan uang, jadi tidak ada di situ. Bahkan tidak ada ajakan apapun,” tegasnya.
Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan perbuatan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan merupakan politik uang. Diketahui, Zulkifli Hasan membagi-bagikan uang Rp50.000 alias gocapan kepada masyarakat dan nelayan.
“Ya kita sebut dengan politik uang itu. Sebetulnya jauh dari pelaksanaan (Pemilu), kalau pas hari H atau minus satunya itu yang kita sebut dengan serangan fajar, kan biasanya seperti itu, ya,” ujar Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat Wawan Wardiana dalam keterangannya, Kamis (14/9).
Wawan memastikan meski jauh dari pelaksaan Pemilu, namun tindakan Zulkifli Hasan bagian dari politik uang. Apalagi, Zulkifli Hasan merupakan ketua umum sebuah partai yang akan mengikuti kontestasi Pemilu 2024. (red)






