KEPRIONLINE.CO.ID, LINGGA, SOSOK – Sebagian orang mungkin menganggap memandikan jenazah menjadi hal yang menakutkan.
Namun tidak dengan Jalal asal Dabo Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri.
Bagi pria dengan nama lengkap Jalaludin Muhammad Yusuf ini, menjadi pemandi jenazah sudah menjadi jalan hidupnya.
Pria berusia 65 tahun itu setidaknya telah menjalankan profesi ini lebih kurang selama 30 tahun.
Terlebih lagi pada tahun 2021 ini. Pria yang tinggal di Sekop Darat, Kelurahan Dabo ini juga menerima tawaran untuk memandikan jenazah yang meninggal akibat terpapar Covid-19.
Tidak sedikitpun ada rasa takut bagi pria lima anak ini untuk memandikan mayat-mayat yang tertular akibat virus yang merenggut nyawa jutaan orang di dunia itu.
Jalal saat ini tinggal di sebuah rumah panggung sederhana, dengan cat di dinding yang sudah usang.
Saat didatangi TribunBatam.id, pria yang terkadang menjadi imam masjid ini tidak sungkan untuk berbagi kisahnya saat menghadapi jenazah Covid-19.
“Tidak ada rasa khawatir dan takut, yang penting kuncinya ikhlas. Alhamdulillah saat ini tidak tertular,” tutur Jalal kepada TribunBatam.id, Selasa (7/9/2021) sore.
Tidak mudah bagi Jalal untuk memandikan jenazah Covid-19. Karena ia harus memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap sebagai panduan protokol kesehatan.
Setidaknya, sampai saat ini ia telah memandikan lebih kurang 30 jenazah pasien Covid-19.
Ia mengungkapkan, bahwa pada Mei dan Juli 2021 lalu, jenazah Covid-19 mengalami peningkatan.
Jalal pun terkadang pernah memandikan 5 jenazah sekaligus dalam satu hari.
“Pernah ada 3 jenazah Covid-19 yang saya mandikan dalam sehari, ditambah 2 jenazah dengan meninggal biasa,” tuturnya.
“Biasa setiap hari, dari 4 orang hingga sampai 5,” sambungnya.
Jalal menyebut, ada sebagian orang menganggapnya ‘kebal’. Lantaran dari puluhan jenazah covid-19 yang dimandikannya, Jalal tidak tertular virus Corona tersebut.
Ia menyebut, keikhlasan dan tanpa keraguan menjadi kuncinya dalam menjalani pekerjaan itu.
“Modal saya doa,” ucapnya.
Namun di balik perjuangannya, Jalal pun mengaku belum menerima bayaran insentif dari pemerintah daerah sepenuhnya.
Seingatnya, dari 30 lebih jenazah pasien Covid-19 yang dimandikannya, ia baru menerima insentif untuk pemandian 9 jenazah.
“Dibayar Rp 30 ribu biasanya, kemarin pernah Rp 40 ribu sekali. Selebihnya Rp 30 ribu. Ya sekarang kalau dibayar pun saya datang, kalau tidak ya sudahlah,” ungkapnya.
(Sumber: batam.tribunnews.com)